Oleh Nurul Huda UBB.
OKEYBOZ.COM, OPINI — Keberagaman pangan tradisional di Bangka Selatan bukan hanya sekadar warisan budaya, tetapi juga menjadi aset strategis bagi ketahanan pangan lokal. Dalam konteks ini, peran petani lokal menjadi sangat vital, mengingat mereka adalah garda terdepan yang menjaga kelangsungan tanaman pangan tradisional di tengah arus modernisasi dan industrialisasi pertanian.
Namun, tantangan yang mereka hadapi tidaklah ringan. Salah satu kendala terbesar adalah minimnya dukungan pasar terhadap hasil pertanian tradisional. Banyak masyarakat yang kini beralih ke produk pangan modern yang dianggap lebih praktis, meski tidak selalu lebih sehat atau berkelanjutan. Selain itu, tekanan ekonomi sering memaksa petani untuk lebih memilih menanam komoditas komersial yang lebih menguntungkan, meskipun hal ini dapat mengancam keberagaman pangan tradisional.
Dalam menghadapi situasi ini, petani lokal perlu didukung dengan kebijakan dan program yang berorientasi pada keberlanjutan. Pemerintah daerah, misalnya, dapat memberikan insentif bagi petani yang tetap menanam tanaman tradisional. Selain itu, upaya diversifikasi produk dengan menciptakan olahan pangan berbasis hasil tradisional dapat membuka peluang pasar baru sekaligus meningkatkan nilai tambah produk tersebut.
Tidak kalah penting adalah peran generasi muda. Edukasi mengenai pentingnya pangan tradisional harus dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan lokal, sehingga mereka dapat memahami nilai budaya dan potensi ekonominya. Keterlibatan generasi muda juga dapat memberikan inovasi baru, seperti teknologi pertanian yang lebih efisien atau strategi pemasaran berbasis digital untuk mempromosikan produk lokal.
Pada akhirnya, keberlanjutan pangan tradisional di Bangka Selatan adalah tanggung jawab bersama. Petani lokal telah melakukan bagian mereka dengan baik, namun kolaborasi yang lebih luas dari pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta akan memastikan bahwa warisan ini tidak hanya bertahan tetapi berkembang. Keberagaman pangan tradisional tidak hanya menjadi identitas, tetapi juga solusi bagi tantangan ketahanan pangan di masa depan.