Dirinya mengatakan, menjadikan timah sebagai komoditi dengan nilai tambah, serta tingkat inflasi di Bangka Belitung yang cenderung meningkat menjadi tantangan yang harus dihadapi Bangka Belitung ke depan.
“Dengan pertemuan tahunan BI ini, kita berharap ada evaluasi yang dilakukan pemerintah daerah secara menyeluruh agar apa yang dilakukan tahun depan bisa dilaksanakan dengan baik. Tentunya evaluasi ini berhubungan dengan kebijakan. Data yang disampaikan BPS dan BI ini insyaAllah akan menjadi panduan dalam menentukan kebijakan kedepan. Hal ini tidak terlepas dari pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung dalam menyikapi data-data sebelumnya,” pungkas gubenur.
Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan BI Babel Tantan Heroika S mengatakan, pengendalian ekonomi global dan keberhasilan pengendalian Covid-19 mengakselerasi pemulihan ekonomi Indonesia termasuk di Bangka Belitung. Pemulihan ekonomi Babel terus berlanjut di tahun 2021 dan mencapai 6,11 persen. Dari sisi pengeluaran, ekspor luar negeri, dan konsumsi rumah tangga menjadi sektor pendorong pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung pada triwulan tiga 2021.
“Sementara dari sisi lapangan usaha, sektor pertambangan, industri pengolahan dan perdagangan, tumbuh menguat dibandingkan triwulan sebelumnya. Demikian juga sektor pertanian yang masih tumbuh positif,” jelasnya.