Perdebatan Setelah Debat

Election, Headline300 views
Bagikan

Di Manajemen Modern, Pemimpin hampir bisa dipastikan tidak mungkin bisa kerja sendiri untuk mencapai tujuan yang telah disepakati bersama. Maka gaya otoriter praktis tak dibutuhkan organisasi modern. Sinergitas menjadi terdepan. Lebih sempit lagi, perencanaan sudah saatnya _bottom-up_. Indra mata dan telinga Pemimpin lebih berperan sebelum mengambil kebijakan/putusan.

Dari ketiga kontestan, nampaknya Paslon 01 lebih dominan dalam kolaborasi antara Cabup dengan Cawabup. Sementara kedua Paslon lainnya, Cabup lebih memonopoli pembicaraan, minim memberikan kesempatan kepada Cawabup. Efeknya tidak tereksplorasi potensi dari Cawabup. Lebih jauh, dikhawatirkan keharmonisan kolaborasi saat menjabat, jika mereka di percaya masyarakat untuk memimpin Belitung.

Selanjutnya soal janji-janji. Semua Paslon selalu berjanji ini-itu. Di konteks mendapatkan simpati dan empati audiens syah-syah saja. Masalahnya, rasional atau tidak. Misal ada Kandidat yang berjanji mau bikin jalan lingkar Belitung dan menghubungkan dengan Beltim. Sementara _constrains_ Bupati dan Wabup ada di batasan waktu (5 tahun) dan pendanaan (PAD dan APBD mayoritas terserap untuk operasional ASN). Artinya, tidak diikuti dengan penjelasan rinci cara merealisasikannya. Belum lagi kalau di komparasi dengan Visi, Misi dan Program yang telah disampaikan ke KPUD.

Lalu, ada lagi Paslon yang berjanji lewat 18 programnya, yang secara umum juga ada di program Pejabat sebelumnya. Isi sama, baju berganti. Bahkan menjanjikan program yang sesungguhnya sudah menjadi keputusan nasional. Selayaknya siapapun yang menjabat jadi Bupati dan Wakil Bupati, program tersebut tetap ada. Artinya, cuma menjalankan program Pusat. Bahkan sebaliknya bila tidak dijalankan, yang bersangkutan akan kena sanksi dari Pusat.

Dalam banyak sisi Belitung tertinggal dari Kabupaten (apalagi dengan Kota) lain. Maka untuk mengejar ketertinggalan tersebut perlu percepatan. Kata CEPAT dapat diterjemahkan bahwa harus kerja _extra effort_, tidak seperti biasanya yang sudah berlaku. Pengalaman menjalankan Standart Operation Procedure (SOP) belum cukup. Butuh _destroyer_, ia yang bekerja keluar dari kotak kebiasaan dan itu perlu kreativitas. Otak kanan harus dominan. Orientasinya menghasilkan uang untuk waktu yang dibatasi 5 tahun, guna memenuhi janji-janjinya tanpa mengganggu PAD dan APBD.

Semoga bermanfaat!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *