Saya percaya bahwa budidaya buah naga, terutama di lahan bekas tambang berpasir, memiliki potensi besar, meskipun tidak tanpa tantangan. Kekurangan nutrisi dalam tanah adalah salah satu tantangan utama. Lahan bekas tambang cenderung memiliki sedikit nutrisi utama yang kritis untuk pertumbuhan tanaman. Petani perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk pupuk organik dan atau anorganik demi pertumbuhan optimum tanaman.
Demikian pula, Infrastruktur dan kedekatan dengan pasar adalah penentu keberhasilan. Di Bangka Belitung, beberapa lokasi tambang terletak di tempat yang sulit dijangkau. Ini pada gilirannya akan memengaruhi biaya distribusi dan pemasaran hasil panen. Infrastruktur yang relevan seperti jalan dan sistem transportasi sangat penting agar hasil pertanian dapat sampai ke pasar lokal dan nasional.