Namun, Prospek jangka panjang untuk menanam buah naga di lahan bekas tambang tetap menjanjikan. Lahan semacam itu dapat menjadi lebih produktif dengan inovasi pertanian seperti penggunaan mulsa dan irigasi tetes. Penelitian dan pendidikan berkelanjutan untuk para petani juga berguna dalam mengatasi tantangan ini. Di sisi lain, potensi pasar yang besar juga dapat menjadi motivasi tambahan bagi petani untuk terlibat dalam budidaya buah naga.
Oleh karena itu, Aspek budidaya buah naga pada lahan pasca tambang berpasir di Kepulauan Bangka Belitung merupakan sebuah peluang yang sangat menarik. Selain dapat mendorong pemanfaatan lahan yang tidak berproduktivitas untuk meningkatkan lapangan pekerjaan, hal ini juga akan mendukung perkembangan ekonomi daerah. Meski memiliki beberapa kendala seperti kualitas tanah yang tidak baik dan akses infrastruktur yang terbatas, namun inovasi teknologi dan dukungan pemerintah dapat mengurangi kendala ini. Dengan perencanaan yang baik, budidaya buah naga pada lahan pasca tambang bisa menjadi contoh bisnis yang sukses dan berkelanjutan serta turut merawat ekosistem di Bangka Belitung.