“Kalau pemasaran kopi saat ini masih seputaran pulau Bangka. Untuk daerah luar adalah beberapa. Kembali lagi bahan baku kita masih terbatas. Artinya pasar kopi kita besar di Bangka,” ujarnya.
Harga jual untuk produk kopi Kopling ini dijual mulai Rp25 ribu untuk kemasan bubuk 250gr, Rp10 ribu perkeemasan botol 200ml, dan Rp30 ribu untuk biji kering/green bean.
“Sekatang kita terus perluasan area penanaman. Untuk omsetnya dari hasil panen kemaren kitaran Rp200 lebih juta,” ucap Mardi.
Kata dia, Bibit kopi yang ditanamnya ini berasal dari Bengkulu. Dia berharap dengan tingginya minat kopi saat ini pemerintah ikut menyediakan bibit.”Kita berharap pemerintah perhatian untuk pengadaan bibit dan sarana prasarana pacca panen. Sehingga bisa mendukung panen yang lebih besar,” tuturnya.
Milenial Jadi Pangsa Pasar Potensial Penikmat Kopi
Akademisi sekaligus Dekan Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Bangka Belitung (UBB) Devi Valeriani keberadaan kopi yang bermunculan saat ini sejalan dengan tren gaya hidup ‘ngopi cantik’ yang sedang digemari kaum milenial.
Kata Devi, hampir semua milenial menjadi pangsa pasar potensial sebagai penikmat kopi.
“Tempo dulu kerap kopi identik dengan jenis kelamin laki-laki, dan usia dewasa, namun saat ini perempuan , bahwan usia muda dan tua tidak menjadi pembatas dalam menkmat kopi,” ujar Devi, Minggu (21/1/2024).