Coffeshop ini menjamur mulai dari warung kecil di pinggir jalan, sampai restoran mewah, semua berlomba menyajikan ragam dan varian kopi dengan berbagai ciri khas dan content masing-masing.
Selain itu, strategi yang telah dilakukan para pelaku usaha coffee shop tidak hanya menawarkan menu kopi saja tetapi menyediakan juga makanan-makanan ringan untuk memanjakan penikmat kopi, sehingga dapat berlama-lama di kafe.
Oleh sebab itu diakui Devi, kopi sedang trendi saat ini, sehingga banyak yang melirik bisnis tersebut, karena melihat demand terhadap kunjungan terhadap coffee shop sangat menjanjikan.
Meningkatnya tingkat konsumsi kopi juga tidak terlepas dari gaya hidup masyarakat yang saat ini gemar berkumpul, ngobrol, berdiskusi dan mencarai suasana berbeda dalam menikmat kopi. Sehingga faktor tersebut menjadi prospek bisnis coffee shop di masa mendatang masih sangat menjanjikan.
“Kalau konsumsi kopi masih sebatas gaya hidup, maka pasti ada umurnya. Kita harus melihat apakah kebutuhan coffee shop tersebut bisa tidak hanya sekadar gaya hidup namun kedepannya berubah menjadi kebutuhan masyarakat, yang rutinitas memang telah menjadi kebiasaan. Kalau minum kopi sudah jadi kebutuhan, maka fenomena ini akan bertahan dalam waktu lama,” tuturnya.
Menurut Devi, Inovasi dalam pengembangan coffee shop juga menjadi faktor yang terpenting karena banyaknya persaingan dalam bisnis tersebut. Tak hanya soal bubuk kopi berkualitas, sajian minuman pahit ini juga dipengaruhi proses penyajian. Salah satunya adalah memilih wadah yang tepat, promosi yang kuat, dan penentuan harga yang tepat.
“Dalam pemasaran selain promosi secara digital, stratgei word of mouth, merupakan strategi yang jitu dan sangat efektif juga, mengingat biasanya jika suasana nyaman maka konsumen akan berbagi cerita dengan pelanggan yang lain. Yang terakhir tren saat ini juga mengharuskan adanya pemesanan online, untuk memudahkan pelanggan mendapatkan produk dari coffee shop tersebut dimana saja,” ujarnya.