Oleh Pebriani
OKEYBOZ.COM, OPINI — Kepulauan Bangka Belitung merupakan produksi tambang timah terbesar di Indonesia. Tidak mengherankan, akibat penambangan timah meninggalkan ribuan hektar lahan bekas penambangan yang berupa tanah timbunan maupun gundukan pasir tailing yang sangat miskin unsur hara serta kolong. Karena pada akhirnya suatu lokasi yang telah digali tidak dapat 100% ditimbun kembali, sehingga diperkirakan kurang lebih 30 persen lokasi galian tersebut akan berbentuk kolong.
Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan dengan tambahan beberapa literatur termasuk kerja praktikmahasiswa, diketahui bahwa untuk memanfaatkan lahan bekas tambang, harus ada upaya pemulihan lahan yang telah rusak agar dapat berfungsi optimal melalui kegiatan reklamasi dan revegetasi serta kajian-kajian untuk meningkatkan unsur hara tanah bekas penambangan tersebut.
Pemanfaatan lahan bekas tambang di Bangka Belitung untuk pertanian memerlukan strategi terpadu yang memperhatikan aspek ekologi, sosial, dan ekonomi. Langkah awal adalah melakukan penataan ulang lahan dan penyimpanan tanah pucuk (topsoil) yang kaya nutrisi, sehingga dapat digunakan kembali untuk menutupi permukaan lahan yang terdegradasi. Penambahan bahan amelioran seperti kompos, pupuk kandang, atau bahan organik lainnya penting untuk meningkatkan kesuburan tanah. Selain itu, menanam tanaman penutup tanah seperti leguminosa dapat membantu memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kandungan nitrogen, dan mengurangi erosi.
Lahan bekas tambang, meski menghadapi tantangan seperti degradasi tanah, pH rendah, dan kontaminasi logam berat, dapat dioptimalkan melalui pendekatan reklamasi bertahap. Penambahan bahan organik, penggunaan tanaman fitoremediasi seperti vetiver dan bunga matahari, serta pemilihan tanaman tahan stres seperti singkong dan nanas menjadi kunci keberhasilan strategi ini. Selain itu, kolaborasi dengan lembaga penelitian, dukungan teknologi, serta pelibatan masyarakat lokal dalam edukasi dan praktik pertanian berkelanjutan sangat diperlukan.
Implementasi sistem pertanian terpadu yang menggabungkan tanaman pangan, hortikultura, peternakan, dan perikanan juga dapat meningkatkan produktivitas lahan sekaligus menjaga keberlanjutannya. Kolong-kolong bekas tambang perlu dimanfaatkan dengan memperbaiki kualitas air melalui aerasi atau penanaman vegetasi air, sehingga dapat digunakan untuk irigasi atau budidaya perikanan. Keberhasilan reklamasi ini sangat bergantung pada kolaborasi antara masyarakat lokal, pemerintah, dan perusahaan tambang, sehingga program yang diterapkan dapat sesuai dengan kebutuhan dan potensi lokal. Dengan strategi ini, lahan bekas tambang dapat diubah menjadi sumber daya produktif yang mendukung ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Bangka Belitung.