OKEYBOZ.COM, OPINI – Kepulauan Bangka Belitung terkenal sebagai salah satu daerah penghasil timah terbesar di Indonesia. Aktivitas penambangan yang sudah berlangsung ratusan tahun memberikan dampak ekonomi yang besar, tetapi juga menyebabkan masalah serius terhadap lingkungan dan ketahanan pangan. Tanah yang bekas ditambang mengalami kerusakan berat, kehilangan lapisan tanah yang subur, dan berubah menjadi lahan yang susah ditanami.
Menurut Marini dan Mustikarini (2024), luas lahan yang rusak di wilayah ini terus bertambah setiap tahun, yang langsung memengaruhi hasil pertanian dan kesejahteraan masyarakat. Keadaan ini memperparah ancaman krisis pangan lokal, terutama karena sebagian besar penduduk Bangka Belitung masih mengandalkan sektor pertanian dan perikanan. Lahan bekas tambang yang dibiarkan tidak hanya merusak lingkungan, tetapi juga membuat daerah sulit memenuhi kebutuhan pangan sendiri (Marwoto dkk., 2022).
Dalam situasi seperti ini, konsep pertanian berkelanjutan sangat penting sebagai solusi untuk menggabungkan pemulihan lingkungan dengan peningkatan produksi pangan. Pertanian berkelanjutan tidak hanya fokus pada aspek lingkungan, tetapi juga pada aspek sosial dan ekonomi. Upaya pemulihan lahan bekas tambang melalui sistem agroekologi, penggunaan bahan organik lokal, serta pemberdayaan masyarakat merupakan langkah penting untuk menciptakan kemandirian pangan dan memperbaiki kualitas lingkungan (Maftukhah dkk., 2022).
Penelitian Herdiyanti dkk. (2025) menunjukkan bahwa keberhasilan perubahan ekologi di daerah bekas tambang sangat tergantung pada modal sosial dan kerja sama masyarakat dalam mengelola lahan secara berkelanjutan. Oleh karena itu, upaya mewujudkan pertanian berkelanjutan di Bangka Belitung tidak hanya sebagai strategi untuk menangani kerusakan tanah, tetapi juga menjadi kunci untuk meningkatkan ketahanan pangan di tengah tekanan ekonomi yang diakibatkan oleh aktivitas penambangan timah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi potensi dan tantangan dalam menerapkan sistem pertanian berkelanjutan sebagai solusi terpadu dalam mengatasi krisis pangan dan kerusakan lingkungan di Kepulauan Bangka Belitung. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif dan korelasional. Metode ini dipilih untuk mempelajari seberapa besar penerapan prinsip pertanian berkelanjutan berdampak pada ketahanan pangan dan perbaikan lahan yang rusak akibat pertambangan di wilayah Bangka Belitung. Pendekatan kuantitatif dipilih karena mampu memberikan gambaran yang berdasarkan data nyata melalui pengukuran dan analisis statistik yang jelas dan objektif.
Herdiyanti, H., Suyanto, B., & Mas’udah, S. (2025). Social capital and ecological transformation in post-mining land restoration in Indonesia. Environmental Management and Sustainability. https://link.springer.com/article/10.1007/s13280-025-02223-8
Marini, M., & Mustikarini, E. D. (2024). Zero Waste Concept in Increasing Post-Mining Land Productivity Towards Food Independence and Agricultural Sustainability. Enviagro: Jurnal Pertanian dan Lingkungan Universitas Bangka Belitung. DOI: 10.33019/enviagro.v10i1.4795
Maftukhah, R., Kral, R. M., Mentler, A., & Ngadisih, N. (2022). Post-tin-mining agricultural soil regeneration using local resources reduces drought stress and increases crop production on Bangka Island, Indonesia. Agronomy, 13(1), 50. https://www.mdpi.com/2073-4395/13/1/50
Marwoto, P. B., Arkum, D., & Gani, E. (2022). Management of Ex-Tin Mining Land for Rice Cultivation as an Effort to Achieve Food Security. Proceedings of the International Conference on Sustainable Environment, Agriculture, and Tourism (ICOSEAT-22). https://www.atlantis-press.com/article/125981556.pdf
Asmarhansyah, A., & Badayos, R. B. (2017). Land suitability evaluation of abandoned tin-mining areas for agricultural development in Bangka Island, Indonesia. Journal of Degraded and Mining Lands Management. https://www.researchgate.net/publication/318193800_Land_suitability_evaluation_of_abandoned_tin-mining_areas_for_agricultural_development_in_Bangka_Island_Indonesia
Oktavia, D., Pratiwi, S. D., Kamaludin, N. N., & Widiawaty, M. A. (2024). Dynamics of land use and land cover in the Belitung Island, Indonesia. Heliyon. https://www.cell.com/heliyon/fulltext/S2405-8440(24)09322-8
Pertanian berkelanjutan sangat penting untuk mengatasi masalah pangan dan kerusakan lahan karena aktivitas penambangan di Bangka Belitung. Untuk mewujudkan hal ini, diperlukan kolaborasi dari berbagai pihak, seperti pemerintah, organisasi masyarakat, serta para petani, dalam menerapkan cara bertani yang ramah lingkungan dan bisa terus berkelanjutan. Dengan langkah-langkah yang tepat, kita tidak hanya bisa mengatasi permasalahan yang ada, tetapi juga menciptakan masa depan pertanian yang lebih baik dan sejahtera bagi seluruh masyarakat. Mari bersama-sama berperan dalam mendorong pertanian berkelanjutan demi kesejahteraan rakyat dan kelestarian lingkungan.





