“Beton itu sudah jadi duluan, sehingga ketika disambung yang beton yang baru, nah pasti retak. Ada juga beberap sisi dari perkerjaan tangga ke bawah yang juga retak. Semua ini harus diperbaiki selama masa pemeliharaan ini,” ungkap Edi.
Edi juga menyebutkan tidak ada turap yang retak, dan juga yang miring maupun turun.
“Intinya kalo turap beton tidak ada yang retak,” tandas Edi.
Turap umumnya digunakan pada tanah yang kemiringannya sulit dipertahankan secara alami, seperti pada lereng yang curam, kondisi lereng tanah yang nyaris vertikal, dan lereng tanah yang tidak ditanami oleh tanaman seperti pepohonan yang berfungsi untuk menahan pergeseran tanah.
Turap sangat bermanfaat untuk melindungi pembuatan landscape yang berada di kawasan lereng untuk mencegah supaya proses pembangunan landscape tetap aman dan terhindar dari longsor.
Membangun turap tidak bisa dilakukan secara sembarangan karena setiap jenis turap memiliki spesifikasinya berbeda-beda.
Turap atau sering disebut juga sebagai retaining wall merupakan sebuah struktur berupa dinding yang dibuat untuk menahan pergeseran lateral tanah.
Pergeseran lateral tanah bisa terjadi karena adanya perubahan elevasi tanah yang melebihi sudut istirahat dari tanah tersebut.
Sementara untuk masalah timbunan tanah di sebelah kiri jembatan, dakui Edi memang kurang pengamanan.
“Kita akui dan itu harus dipasang bronjong atau dipasang penahan dindang. Itu mungkin selanjutnya pada kegiatan yang lain lagi,” tukasnya.
Bronjong atau biasa disebut gabion adalah sebuah konstruksi dasar untuk sebuah bangunan atau tanggul.
Secara bentuk, bronjong terbentuk dari anyaman kawat baja yang dilapisi dengan seng atau galvanis. Anyaman kawat baja ini kemudian terikat satu dengan yang lain, hingga terbentuk seperti kotak/balok.
Berbeda dengan turap, bronjong memang tak memiliki jenis varian lain yang bisa Anda pilih sesuai kegunaannya. Meski begitu, fungsi dari bronjong juga tak kalah baiknya jika dibandingkan turap.