OKEYBOZ.COM, OPINI — Kepulauan Bangka Belitung, dikenal dengan keindahan pantainya dan kekayaan tambang timah, tidak lepas dari dampak krisis ekonomi yang melanda Indonesia maupun global. Bangka Belitung Sebagai daerah ekonomi tinggi, yang bergantung pada sumber daya alam, perubahan harga komoditas di pasar dunia, inflasi, dan penurunan daya beli masyarakat membawa tantangan yang sangat besar bagi Bangka Belitung sendiri. Saat ini Bangka Belitung sedang dalam Krisis ekonomi, dimana tingkat pengangguran yang semakin tinggi dan angka kemiskinan semakin meningkat.Data menunjukkan peningkatan tingkat pengangguran dan kemiskinan di provinsi ini, yang mencerminkan dampak langsung dari perlambatan ekonomi yang terjadi di Bangka Belitung.
Salah satu faktor utama yang mempengaruhi kondisi ini adalah kasus korupsi dalam tata niaga timah, yang telah menyebabkan penutupan lima smelter dan dua pabrik kelapa sawit, dan dampak dari tindakan itu, terjadi lonjakan pemutusan hubungan kerja (PHK), dan berdampak langsung pada pendapatan masyarakat yang bergantung pada sektor pertambangan. Penurunan harga seperti timah, kelapa sawit, dan lada juga berkontribusi terhadap menurunnya pendapatan masyarakat Bangka Belitung.
Timah menjadi komoditas utama Bangka Belitung. Namun, penurunan harga timah global akibat melemahnya permintaan dunia telah memberikan tekanan berat pada sektor pertambangan. Banyak perusahaan tambang kecil yang terpaksa tutup karena tidak mampu bersaing. Akibatnya, ribuan pekerja tambang kehilangan mata pencaharian mereka. Kenaikan Harga Kebutuhan Pokok di Bangka Belitung seperti beras, minyak goreng, dan ikan mengalami kenaikan. Hal ini sangat mempengaruhi keadaan ekonomi masyarakat, khususnya bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah.