Selain itu, Bangka Belitung juga ketergantungan pada Impor, dimana sebagian besar bahan pangan dan kebutuhan harian di Bangka Belitung masih bergantung pada impor dari luar pulau dan krisis ekonomi yang terjadi membuat biaya transportasi dan distribusi meningkat, sehingga harga barang impor ikut naik.
Bangka Belitung juga mengalami penurunan jumlah kunjungan wisatawan, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Bangka Belitung belum kembali ke angka sebelum pandemi COVID-19. Meskipun wisatawan domestik meningkat tetapi belum cukup untuk menutupi penurunan total wisatawan secara keseluruhan, hal ini di sebabkan kurangnya penerbangan langsung ke Bangka Belitung dari luar negeri dan persaingan dengan destinasi lain.
Secara keseluruhan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menghadapi tantangan berat akibat krisis ekonomi yang melanda. Ketergantungan yang tinggi pada sektor pertambangan, terutama timah, yang membuat perekonomian daerah ini rentan terhadap fluktuasi harga global, korupsi, dan penurunan aktivitas industri. Sehingga mengakibatkan tingkat pengangguran dan kemiskinan meningkat meskipun masih di bawah rata-rata nasional.