Oleh: Muhammad Faalih Alpaza (Mahasiswa Universitas Bangka Belitung)
OKEYBOZ.COM, OPINI — Dalam menyikapi kasus KDRT yang menimpa CI (inisial), kita dihadapkan pada realitas pahit mengenai kekerasan dalam rumah tangga yang masih sering terjadi di Indonesia. Kasus ini menggambarkan betapa mendalamnya dampak emosional dan fisik yang dialami korban, serta tantangan yang harus dihadapi dalam proses penegakan hukum. CI bukan hanya korban kekerasan, tetapi juga simbol perjuangan melawan budaya patriarki dan kekuasaan yang sering kali menyembunyikan kekerasan rumah tangga di balik tirai privasi keluarga.
Penting untuk menyoroti bahwa KDRT bukan sekadar masalah individu, melainkan masalah sistemik yang memerlukan pendekatan holistik. Penegakan hukum harus melibatkan tidak hanya sanksi bagi pelaku, tetapi juga dukungan psikologis dan sosial bagi korban. Selain itu, kesadaran masyarakat dan pendidikan tentang kekerasan rumah tangga perlu ditingkatkan agar kasus serupa bisa diatasi lebih efektif di masa depan.
Penting untuk menuntut keadilan dengan cara yang mendalam dan penuh empati, mengingat kasus CI mengingatkan kita bahwa setiap tindakan kekerasan dalam rumah tangga memiliki dampak yang luas dan memerlukan solusi komprehensif. Upaya untuk melawan KDRT harus melibatkan semua lapisan masyarakat, dari pemerintah hingga individu, untuk memastikan bahwa tidak ada lagi korban yang merasakan penderitaan serupa.