“Harusnya sebelum mereka (para penumpang-red) masuk agar di rapid test, tenaga medisnya sudah siap di pelabuhan, ada ruang isolasi, karantina bagi mereka. Ini kan tidak, nah 27 miliar itu kemana uangnya? Dipergunakan untuk apa saja? Nah ini tidak ada penjelasan, ” ujarnya heran.
“Kemudian Asrama Haji (yang rencananya akan dijadikan ruang isolasi-red) itu kan bukan aset pemprov, tapi Kemenag, sudah adakah izinnya dari Kemenag untuk kita merehab itu?, kenapa tidak dimaksimalkan rumah sakit dan badan diklat saja? Karena kita kan belum darurat,” timpalnya.
Oleh karena itu, dirinya meminta agar pihak eksekutif terbuka penggunaan anggaran untuk penanganan dan pencegahan Covid-19 ini. “Hal-hal yang begini tidak ada penjelasan dari pemprov, kami minta agar kiranya mereka terbuka penggunaan Covid-19 untuk (*)