Sementara itu Ketua BPKN Ardiansyah memaparkan bahwa pertumbuhan pertanian di Triwulan I tahun 2020 hanya 0,02%. Sedangkan Pandemi Covid -19 di Indonesia perkirakan akan berakhir di bulan Agustus tahun 2020.
“Seiring dengan Pandemi tersebut, pemerintah dihadapkan dengan tantangan bagaimana menjaga integritas ketahanan pangan? Ketahanan pangan menjadi salah satu tantangan yang harus ditemukan solusinya mengingat urusan ini medupakan kebutuhan paling dasar selain sandang dan papan,” ujarnya.
Selanjutnya beliau mengungkapkan data laporan yang diterima Presiden RI. “Beberapa daerah saat ini mengalami defisit stok bahan pangan. Defisit stok beras dan jagung di tujuh provinsi, sedang ketersediaan komoditas pangan yang masih diimpor seperti bawang putih ada 31 provinsi yang mengalami defisit stok, dan untuk komoditi gula mengalami defisit stok di seluruh provinsi,” ungkapnya.
“Melalui kegiatan ini, ada beberapa hal yang akan kita tindaklanjuti dan carikan solusinya mengenai ketersediaan pangan dari segi supply di daerah yang terpapar Covid-19, ketersediaan dari segi distribusi logistik mengingat adanya larangan impor produk pertanian dari beberapa daerah penghasil serta pengaruh dampak pemberlakuan pembatasan transportasi, selanjutnya ketersediaan dari segi demand,” ungkapnya.