Menu makanan yang disajikan dibuat dengan cara manual sehingga lebih alami karena dimasak dengan menggunakan kayu api dan bumbu dihaluskan menggunakan lesung batu.
“Untuk urusan harga bisa per paket atau per dulang dari harga mulai Rp200 ribu, untuk tiga orang dengan menu pangut parik, rusip dan lalapan, salai parik, lempah darat. Harga tersebut juga sudah termasuk minum dan snack zaman dulu seperti singkong, pisang dan bijur rebus,” tukasnya.
Rasa cinta Heri terhadap kampung halaman, mendorong keinginannya untuk membuka wisata Kampung Tiga Orang dengan menjunjung tinggi adat budaya dari tiga suku.
“Saya ingin melihat kembali sesuatu yang dulu pernah saya alami, pernah mainkan, amati, jalani dan sebagainya. Itu semua ingin saya munculkan kembali di zaman modern ini,” tuturnya.
Ia bersyukur, respon masyarakat cukup baik, terlihat dari jumlah kunjungan yang terus meningkat, terlebihnya saat adanya promosi melalui media.
Heri menargetkan, akhir 2020 fasilitas serta struktur bangunan akan dilengkapi sesuai konsep.
“Ini fasilitasnya masih belum selesai. Nantinya kita akan menambah struktur seperti rumah panggung nantinya akan kita buat 9 tiang, ada perapian dan sebagainya seperti replikan rumah orang tiga suku dan akan ada api likur, alat tangkap zaman dulu juga. Yang pastinya kita akan hadirkan apa yang menjadi kebiasaan orang zaman dulu. Ini masih belum sempurna,” ucapnya.