Dalam penjelasannya, lada di Babel bukan sekadar komoditi namun telah menjadi identitas dari Babel. Babel juga merupakan penghasil lada putih terbesar di dunia sejak 2014. Babel juga mengontrol 37-40% pasar lada global.
Vietnam dijelaskan mengontrol pasar lada global sebesar 25% dan mulai menyedot hampir setengah ekspor lada Indonesia serta memanfaatkan lada Indonesia untuk diolah, sehingga menjadikan Vietnam sebagai penguasa lada dunia.
“Ini menjadi konsentrasi Pemprov. Babel agar lada kita memiliki nilai jual yang baik sehingga semangat petani jadi lebih baik. Apalagi lada Babel memiliki kualitas paling bagus dengan piperin 6-7%,” ungkapnya.
Gubernur Erzaldi menggarisbawahi bahwa saat ini harga lada putih Muntok yang ditentukan oleh International Pepper Community (IPC) tergolong rendah. Menurutnya, harga yang diberikan untuk lada putih Muntok ini tidak sebanding dengan kualitas lada putih yang premium. Sehingga harga ini dijadikan sebagai patokan oleh eksportir sebagai harga jual untuk pembeli. Oleh karena itu, saat ini kebanyakan pembeli lada membeli lada putih Muntok dengan harga murah karena para pembeli membeli sesuai dengan patokan harga yang telah diterapkan IPC.