Pemandangan yang menjadi pembicaraan dan akan membuat jadi tanda tanya bagi kita akan ditemui dipojok sebelah kiri arah masuk, tumpukan pakain berserakan. Selain itu ada juga kain. Demikian juga diranting pepohonan diseputarnya, bergelantungan pakaian diantaranya baju, celana dalam pria dan wanita bahkan bra / bh juga ada.
Disebelah kanan arah masuk juga berserakan walau tidak sebanyak dari tempat pertama. Bahkan diseputar pemandian dan pepohonan tempat mandi, celana dalam merupakan pemandangan yang selalu menghiasi pemandian air panas ini.
Di sekeliling air panas tumbuh pepohonan yang cukup rindang dan subur. Khusus tempat mandi dibuat kolam yang sudah disemen dengan lebar sekira 2,5 meter, panjang sekira 6 meter, namun sayangnya dedaunan dan sampah lain masih berserakan di seputaran dan juga di dalam kolam sehingga mengganggu pemandangan.
Berkenaan dengan hal mistis yang berkembang,
Menurut keterangan Cik Di atau Hardi penduduk desa Permis, dulu masyarakat sangat yakin air panas ini ada penunggunya dan hanya orang-orang tertentu yang berani mengunjunginya,
“Kalau dulu sekitar tahun 2000an kebawah tidak ada yang berani pergi ke aik panas itu, itu cukup angker, kata orangtua dulu ada penunggunya. Kalaupun ada yang berani kesitu hanya orang-orang tertentu dan punya hajat tertentu”, jelasnya
“Pernah suatu hari ada orang yang pergi ke air panas ini membawa ayam dan makanan lain, seolah-olah mau pesta, tidak begitu lama orang itu sakit dan tidak sembuh-sembuh. Dan ada juga yang lain melakukan hal yang sama, dan tidak sembuh”, lanjut Cik Di.
Setelah itu lanjutnya, orang tidak berani pergi ke air panas.
Saat ini kepercayaan itu sepertinya tetap melekat dibenak masyarakat. Terutama tentang sugesti yang mempengaruhi membuang pakaian setelah mandi di air panas ini.