Kami berusaha untuk mencari informasi tentang sejak kapan kebiasaan membuang pakaian yang digunakan untuk mandi ini. Dan informasi yang kami dapat hanya seputar kebiasaan dan kepercayaan masyarakat itu. Dan itu harus di lakukan,
“Walau bagaimanapun kalau pakaian yang kita gunakan untuk mandi harus di buang Mang. Tidak boleh tidak. Kata orangtua dulu itu buang sial atau buang penyakit yang ada ditubuh kita. Kalau tidak kita buang, penyakit tidak akan sembuh”, ujar Febri, seorang pengunjung yang berasal dari desa Simpang Rimba kepada media ini meyakinkan.
Sejak jam dua siang hingga jam empat sore, pengunjung bersusulan datang ke lokasi pemandian air panas.
Pantauan media ini pengunjung tidak hanya seputaran kecamatan Simpang Rimba, tapi bahkan hingga luar wilayah kecamatan. Ada yang datang dari wilayah kecamatan Payung bahkan kecamatan Air Gegas, sehingga untuk mandi harus antri, karena kolamnya yang kecil.
Tujuan merekapun selain mau berwisata juga mau mandi. Dan setiap selesai mandi mereka selalu membuang pakaian yang mereka gunakan itu.
Azwan, warga desa Permis berharap lokasi air panas ini bisa dijadikan destinasi wisata baru,
“Saya selaku warga Permis dan tahu benar tentang kondisi air panas ini berharap kepada Pemerintah desa agar air panas ini bisa dijadikan destinasi wisata baru dengan memperhatikan kebersihan, kerapian serta berusaha menghilangkan hal-hal yang bertentangan dengan agama, terutama kepercayaan orang tentang harus membuang pakaian yang digunakan untuk mandi. Ini mubazzir”, ungkap alumni pontren Al Islam Kemuja ini
Kita sama-sama berharap semoga saja air panas ini bisa dijadikan lokasi wisata baru sebagaimana harapan warga lain, dan dengan demikian akan menambah tempat yang bisa dijadikan tujuan wisata dikala kita memerlukan hiburan.
Dan jangan lupa, bila anda mau mandi di air panas ini, dan merasa sayang dengan barang-barang yang anda gunakan, sebaiknya sebelum mandi semua perhiasan di lepas, kecuali pakaian penutup tubuh. Dan setelah mand, tentu anda juga harus membuang pakaian yang anda gunakan. Salam Budaya, salam wisata ! (Koes/OB)