Kurangnya Karya Sastra Dalam Bahasa Indonesia Jenjang Sekolah Menengah Pertama

Berita, Headline, Lokal, News4,347 views
Bagikan

Jika berkaca dari fakta di atas, hanya sedikit sekali materi tentang karya sastra. Karena sudah didominasi tentang teks. Hal tersebut membuat miris sekali jika dibandingkan dengan era kejayaan karya sastra pada jaman dahulu. Dimana saat penulis-penulis besar mulai mengeksplorasi karyanya, sehingga masih dihargai keberadaan karya-karya tersebut hingga saat ini. Salah satu contoh yang masih karya sastra lama yang masih diangkat dalam materi bahasa Indonesia adalah syair Perahu karya Hamzah Fansuri.

Sebenarnya, jika ingin mengangkat lebih banyak lagi karya sastra dalam pelajaran bahasa Indonesia, hal tersebut memiliki sisi positif. Diantaranya, siswa dapat menghargai keberadaan karya sastra, mengambil nilai-nilai positif dari karya sastra tersebut, serta yang tidak kalah penting ialah memahami keberadaan sejarah sebagai peninggalan karya sastra lama.

Contoh fakta lain yang dapat di bahas, dalam materi pelajaran bahasa Indonesia kelas delapan, terdiri atas sembilan bab. Dari sembilan bab tersebut, juga hanya membahas satu tentang karya sastra yaitu puisi. Sisa dari delapan bab tersebut tentang teks. Jika ditinjau lagi, ini perbandingan yang sangat tidak sesuai.

Dua contoh di atas, sudah cukup membuktikan, jika saat ini sangat kurang sekali materi mengenai karya sastra dalam pembelajaran bahasa Indonesia jenjang Sekolah Menengah Pertama. Padahal, cukup banyak siswa yang berbakat dibidang sastra, misalnya saja dalam cipta dan baca puisi, menulis cerpen, dan lain sebagainya. Namun sayangnya, bakat tersebut harus diasah sendiri, mengingat sedikit sekali materi yang di dapat dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Mungkin jika akan terus seperti ini, akan berdampak pada peminatan siswa terhadap pembelajaran bahasa Indonesia. Karena hanya berbasis teks saja membuat pembelajaran menjadi monoton, kurang menarik, serta membosankan. Selain itu, dapat juga mengurangi minat siswa untuk berkembang dalam bidang sastra, mengingat harus mencari sendiri materi yang diketahui mengenai sastra itu sendiri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *