Sementara itu, untuk fish shelter yang disebarkan di kawasan Penyusuk, Pantai Matras, kawasan Rebo, Pulau Panjang, Tanjung Kubu, Pulau Pemain, Karang Aji dan Perairan Tanjung Ular semuanya hampir terbilang berhasil setelah dilakukan pemantauan secara berkala.
“Untuk rumah ikan keberhasilannya dari hasil monitoring sudah menjadi tempat ikan bermain, sudah menjadi habitat baru di laut. Untuk transplanatasi karang masih belum menggembirakan, yang bagus itu di Pulau Putri,” katanya.
Meski belum semuanya berhasil, menurutnya PT Timah memiliki komitmen untuk perawatan, penyulaman, dan penggantian media yang rusak. Namun, tak dapat dipungkirinya faktor alam menjadi hal yang tak bisa dihindarkan sehingga hasilnya belum semuanya maksimal.
Menurutnya, untuk melakukan rehabilitasi laut menang tidak mudah, ada beberapa komponen yang harus diperhatikan yakni menjaga kualitas air laut, habitat dan populasi.
Ia menilai, PT Timah telah melakukan rehabilitasi habitat dengan membuat rumah ikan dan terumbu karang. Kedepan, menurutnya yang harus dilakukan PT Timah ialah rehabilitasi populasi untuk memperbanyak jumlahnya.
“Rehabilitasi populasi ini kita usulkan untuk yang bernilai ekonomis tinggi seperti cumi bangka, dan lagi-lagi PT Timah akan menjadi pionir jika melalukan ini. Karena kan biasanya orang merilis anak tukik, tapi untuk rehabilitasi populasi kita merilis anak cumi,” ujarnya.
Kedepan, Ia berharap, tidak hanya PT Timah yang melakukan reklamasi laut, namun perusahaan lainnya juga. Hal ini untuk menjaga ekosistem laut.