Zonny mengungkapkan, hasil membanggakan ini bukan merupakan kerja instan tapi buah kerja keras anak didiknya yang dilakukan dalam waktu yang cukup lama.
Ia menjelaskan seni pantomim adalah seni gerak tubuh dan ekspresi wajah dalam menyampaikan cerita dan pesan tanpa kata-kata dan properti. Untuk Seni pantomim hanya menggunakan gerak tubuh dan mimik wajah untuk menyampaikan pesan. Bukan dialog (verbal) serta meminimalkan penggunaan properti pendukung. Beda dari drama yang harus mengoptimalkan semua anasir seni pemeranan tersebut.
“Untuk mencari siswa yang berbakat cukup susah karena perlu karakter yang mendalam seperti mimik wajah yang lucu, tubuh yang agak kurus dan harus mudah menyerap materi yang disampaikan. Selain itu, antara mimik wajah dan gerakan itu harus senada dan seolah-olah apa yang dilakukan benar-benar fakta,” tuturnya.
Laki-laki yang juga pernah menjadi juri pantomim tingkat perovinsi ini mengatakan, seni dan ilmu pengetahuan harus berjalan beriringan agar tercipta karya kreatif yang utuh dan bermanfaat.
“Pantomim yang erat kaitannya dengan pembentukan karakter anak karena banyak unsur yang dapat merespon olah rasa, olah raga, olah hati, dan olah pikir,” katanya.
Ia mengaku mendalami seni pantomi pada tahun 2015 sejak pantomi masuk kategori pada ajang FLS2N.