“Dengan begini kita tau apa saja kesulitan para guru dalam memberikan pelajaran melalui daring dan during, baik dalam hal teknologi dan sebagainya,” tuturnya.
Ia menambahkan, melalui kegiatan work shop ini menjadi penguatan pihak sekolah termasuk guru-guru agar berkompeten dalam memberikan materi terhadap siswa sesuai kurikulum yang ada.
“Tapi kita juga tidak memaksa kurikulum kita karena saran dari Kepala Dinas Pendidikan dan Kementerian, bahwa sekolah yang berhak mengelola kurikulum tersebut, memberi batasan sendiri dan penilaian sendiri supaya standar minimal kelulusan itu terpenuhi,” katanya.
Kegiatan yang dilaksankan, menurutnya bisa menjadi reperensi kekuatan guru dan siswa sekolah.
“Melalui kegiatan ini kami juga mendapat data-data akurat dari guru karna disini kita mendapat masukan dari guru. Dengan begitu nantinya, kami akan lebih siap lagi untuk pembelajaran daring. Tapi ada juga siswa kita yang tidak punya perangkat pembelajaran melalui HP dan laptop maka mereka diberikan pembelajaran during,” tuturnya.