“Hal ini tidak terlepas dari ketergantungan kita terhadap bawang merah yang didatangkan dari luar Bangka Belitung. 96 persen kebutuhan bawang merah Babel didatangkan dari luar sehingga harganya mahal,” ungkapnya.
Dijelaskan lagi bahwa, laju perkembangan bawang merah di Babel sejak 5 tahun mengalami peningkatan yang signifikan yakni, mulai dari 15,2 ton pertahun pada tahun 2015, menjadi 170 ton pada tahun 2019.
“Ini sejalan dengan peningkatan lahan menjadi 50 ha pada tahun 2019 dengan tingkat produksi 4,36 ton per/ha. Memang jauh dari tingkat produksi di pulau jawa yakni sekitar 10 ton/ha. Namun, itulah target yang harus kita kejar saat ini,” ujarnya.
Untuk mendukung perluasan sentra bawang merah di Bangka Tengah pada kesempatan tersebut, Bank Indonesia menyerahkan bantuan berupa demplot bawang merah sebagai wadah interaksi dan belajar bagi petani untuk penanaman bawang merah dan gudang pascapanen kapasitas 50 ton serta instore dryer dengan kapasitas 12 ton.
Gubernur Erzaldi menilai potensi bawang merah di Babel sangat besar. Harapannya, ke depan akan muncul sentra bawang yang lebih luas agar pemerintah dapat terus bisa menggulirkan dukungan yang lebih besar lagi.