“Hal ini sudah saya buktikan saat saya menjadi Bupati Bangka Tengah. Ketika banjir melanda waktu itu kerugian rusak infrastrukturnya itu kurang lebih sekitar hampir Rp400 miliar, pemerintah pusat hanya membantu Rp20 miliar, provinsi hanya membantu Rp25 miliar dan kemampuan kami hanya Rp40 miliar.
Selebihnya, sampai sekarang secara bertahap dibangun dikembalikan dan belum selesai ini akibat daripada eks tambang PT Koba tin yang sekarang pun belum ditegaskan oleh pemerintah pusat dan DPR RI,” kata Erzaldi.
Selain itu diakui Gubernur, untuk masalah pertambangan masyarakat saat ini telah tidak percaya lagi dengan PT. Timah Tbk yang telah merugi selama dua tahun, tetapi tetap melakukan penambangan.
“Kami sangat berharap dukungan dari pemerintah pusat sebetulnya untuk menertibkan ini. Yang bisa kami lakukan menertibkan bukan PT. Timah, tetapi mitra mitranya yang sengaja nakal atau nakalnya ditutup-tutupi oleh oknum PT. Timah,” pinta Gubernur.