” Saya merasa dirugikan oleh pembangunan tambak baru ini, karena air asin dari laut mencemari area persawahan saya dan mengakibatkan bibit – bibit yang baru ditanam mati, saya minta ganti rugi”, ungkap salah satu Petani dengan nada keras.
Sebelumnya tidak pernah terjadi air laut masuk ke areal persawahan kita, karena adanya pembangunan tambak udang disini, sejak itu pula jika air laut pasang, pasti sawah kita kerendam air asin dan dipastikan bibit padi yang kita tanam akan mati,” lanjutnya kesal.
Senada diungkapkan salah satu tokoh masyarakat yang ikut mendatangi lokasi tambak.
“Kami tidak anti investor, kami malah senang dengan adanya usaha – usaha baru, paling tidak sudah membuka peluang untuk warga pribumi dalam hal lapangan pekerjaan,” tegas tokoh masyarakat desa Rias.
Diketahui sebelumnya bahwa masalah ini sudah lama dikeluhkan warga dan sudah ada pertemuan (mediasi) antara pihak pengusaha tambak udang (Aven) dengan pemilik sawah, yang mana mereka (petani -red) minta ganti rugi, karena sawah di desa rias masuk air laut imbas dari pembangunan tambak udang yang baru dibangun, yang digelar dibalai desa Rias, akan tetapi belum ada titik terang ada kesepakatan.