“Saat musim hujan, sudah dipastikan kawasan ini banjir. Suplai sembako terganggu, distribusi hasil pertanian, dan perkebunan jadi terhambat, begitu juga distribusi produk-produk lainnya ikut terhambat,” ungkapnya.
Untuk diketahui, kerusakan Jembatan Desa Nibung dimulai pada 8 Februari 2016 lalu, di mana Pulau Bangka mengalami musibah banjir besar selama tiga hari berturut-turut yang melumpuhkan sebagian besar akses jalan, khususnya di Kabupaten Bangka Tengah, berujung rusaknya jembatan ini.
Kemudian, pada akhir Januari 2017, curah hujan yang cukup tinggi kembali menambah kerusakan jembatan. Hal ini disebabkan karena tidak adanya penanganan permanen. Penanganan pada saat itu hanya dengan memasang tanggul dari karung berisi pasir.
Pada Maret 2018, terjadi musibah yang sama, semakin memperparah kondisi Jembatan Desa Nibung. Yang paling terbaru, Januari 2021 banjir besar kembali menghantam wilayah tersebut membuat kondisi jembatan bertambah parah.(ob)