Hari Laut Sedunia : Perikanan Bangka Poros Maritim Strategis

Berita, Headline, Lokal, News3,541 views
Bagikan

Penolakan demi penolakan terhadap penambangan timah di pulau Bangka terus terjadi oleh pihak nelayan. Nelayan juga kerap kali melakukan aksi dan audiensi kepada pihak pemerintah provinsi, bahkan kerap kali memajangkan poster penolakan penambangan timah di beberapa lokasi di pesisir pantai. Dengan adanya problematika yang terjadi, ketangguhan nelayan kian terlihat dengan ide-ide para nelayan yang dibantu oleh mahasiswa dan juga dibantu secara finansial dalam pembangunan oleh pemerintah terkait dengan merealisasikan destinasi wisata di beberapa lokasi di dermaga perahu nelayan. Hal ini merupakan salah satu strategi nelayan untuk mempublikasikan sengketa penambangan timah dengan nelayan kepada wisatawan yang berekreasi. Selain sebagai upaya mempublikasikan keadaan, nelayan dapat memaksimalkan mata pencarian melalui kunjungan wisatawan dengan sumber daya alam yang ada. Contohnya menjual ikan, kelapa muda dan makanan tradisional setempat kepada wisatawan. Adanya destinasi wisata di dermaga nelayan juga membuat pegiat penambangan konvensional yang dilakukan oleh PT dan penambangan tradisional yang dilakukan oleh masyarakat secara ilegal, tentunya pihak tersebut akan berpikir dua kali untuk melakukan aktivitas penambangan agar terhindar dari asumsi publik.

Dengan berkembangnya destinasi wisata di dermaga para nelayan diharapkan dapat menjadikan jalur laut tersebut menjadi poros maritim. Konektivitas antar pulau, pengembangan industri perkapalan dan perikanan, perbaikan transportasi laut serta fokus pada keamanan maritim merupakan sebuah gagasan strategis yang didesain untuk menjamin terciptanya poros maritim (Mulyadi, 2020). Terlebih lokasi geografis strategis pulau Bangka yang diapit oleh tiga pulau besar yaitu jawa, sumatera dan kalimantan dan juga dikelilingi oleh perairan selat karimata, laut china selatan dan laut natuna yang dapat menghubungkan langsung ke jalur perdagangan nasional maupun internasional. Nelayan subsisten juga dapat menjadi nelayan komersil untuk mendagangkan lebih leluasa hasil tangkap ikan melalui jalur yang ada, namun tetap mempertimbangkan tangkapan agar tidak berlebihan (overfishing). Potensi tersebut diharapkan dapat terwujud pada dimensi-dimensi ketangguhan nelayan dalam menunjang sosial ekonomi keluarga sebagai upaya menyejahterakan masyarakat nelayan.

Konsep ketangguhan pada konteks sektor perikanan (fisheries sector) dapat mengembangkan konsep ketangguhan sosial (social resilience), mengembangkan konsep nelayan kecil tangguh (resilient small scale fishery), mengembangkan konsep kelembagaan tangguh (intitutional resilience), dan mengembangkan konsep ketangguhan ekonomi (economic resilience). Upaya pada konsep ketangguhan sektor perikanan diharapkan dapat mencapai perikanan pulau Bangka sebagai poros maritim negara Indonesia yang strategis dan terpusat.

Wilayah tangkap dan wilayah eksplorasi pertambangan timah harus jelas diatur pemerintah daerah sehingga tidak terjadi permasalahan yang merugikan khususnya bagi nelayan kecil di daerah yang terdampak pertambangan timah di laut. Seluruh elemen baik nelayan, pemerintah, mahasiswa dan stakeholder yang bersangkutan bahu-membahu melakukan pengembangan destinasi wisata di setiap dermaga yang digunakan nelayan dalam rangka membatasi ruang gerak pegiat penambangan dalam mengambil alih kawasan nelayan dalam beraktivitas. Konsep ketangguhan sektor perikanan dengan kombinasi pariwisata berpeluang besar dalam upaya menyejahterakan nelayan dan menjadikan perikanan pulau Bangka sebagai poros maritim yang strategis.(OB)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *