Pengrajin Milenial Rangkul Anak Putus Sekolah

Berita, Headline, Lokal, News4,005 views
Bagikan

Dengan sistem kerja yang tidak terikat, yakni ‘kerja ketika mau dan pulang ketika semua selesai’ menjadikan hasil produksi mampu dibuat dengan sepenuh hati. Pot, meja, dan kursi yang dihasilkan memiliki nilai seni tinggi dan kokoh diterjang cuaca.

“Kita pernah menggunakan sistem jam kerja. Tapi kerja malah berantakan dan hasilnya tidak maksimal. Ya, itu karena moodnya kurang bagus. Jadi sekarang tidak kita paksain,” ungkap Niko.

Ketua Dekranasda Melati mengapresiasi niat mulia Niko yang seperti diketahui hingga saat ini telah mempekerjakan tujuh orang yang berasal dari berbagai kalangan dan berusia lebih muda dari dirinya sendiri termasuk adik sepupunya, Antonio (20 tahun).

“Mereka ini kumpulan anak muda asli Bangka. Membuat kerajian pot dan yang keren adalah, dapat dibuat tanpa menggunakan cetakan. Niko mengajari anak-anak muda ini, padahal sebelumnya Niko sendiri belajar secara autodidak,” ungkap Ibu Melati.

Saat ini, pandemi justru memberikan berkah bagi Niko. Selama berada di rumah, banyak masyarakat yang beralih menggemari tanaman. Ini mendatangkan hal baik bagi Niko. Ia bahkan tidak sempat menyetok produknya karena selalu mengerjakan pesanan pelanggan. Akan tetapi, dirinya mengungkapkan tidak berani membuka pesanan melalui media sosial online karena takut pesanan tidak bisa memenuhi permintaan pelanggan.

“Nah, di sini diperlukan manajemen yang baik. Kalian harus bisa mengatur pesanan yang masuk, desain yang diinginkan, dan pekerja yang dibutuhkan. Buat target ke depan produknya mau seperti apa. Kalau kalian kerjanya gini-gini aja, saya jamin lima tahun lagi kamu pasti sudah bosan,” ungkap Ketua Melati.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *