Menurut Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Depati Amir Pangkalpinang itu bahwa penurunan dan peningkatan suhu tidak terkait dengan Aphelion ataupun perihilion (jauh dekatnya jarak antara Bumi dengan Matahari)
“Namun lebih disebabkan oleh perubahan pola angin (Monsoon) yang membagi wilayah Indonesia secara umum dan Babel secara khusus menjadi dua musim yakni kemarau ketika bertiup monsoon tenggara dan penghujan ketika bertiup monsoon barat laut” tutur Kurniaji.
Kurniaji menambahkan ketika musim kemarau maka yg bertiup adalah monsoon tenggara berupa massa udara dari australia yg bersifat kering dan panas.
“Sehingga tentu ketika periode seperti ini akan terjadi peningkatan suhu dibeberapa wilayah yang dilewatinya dan sebaliknya ketika penghujan maka yang bertiup yaitu monsoon barat laut berupa massa udara dari Asia yang bersifat basah dan dingin.
Sehingga yang akan dirasakan ketika periode seperti ini adalah penurunan suhu karena daerah-daerah yang dilewatinya akan banyak hujan” ujarnya.(ob)