Sebuah Catatan Dari Ruang Sempit Pojok Isolasi Mandiri.

Election, Headline, Lokal4,774 views
Bagikan

Pertama-tama saya sampaikan jika kondiisi saya sudah mulai agak membaik setelah belasan hari terkapar dan menjalani isolasi mandiri. Tetapi,  hari ini (Kamis, 19/08/21)  saya  diharuskan menjalani isoman lanjutan selama 10 hari ke depan walaupun hasil swab sudah dinyatakan NEGATIF (SURAT KETERANGAN ISOLASI Nomor: 440/1174/PKM.MB/2021).

Sungguh, saya tidak mempermasalahkan ini, selaku warga negara saya akan taat menjalani isolasi mandiri dan prokes sebagaimana aturan pemerintah.

Sdr BUPATI, tetapi tahukah Anda, seberapa banyak saat ini warga mu yang sedang terkapar menjalani isoman, baik itu isoman resmi (dibuktikan surat yang dikeluarkan pihak terkait), maupun isoman tak resmi (isolasi secara diam-diam oleh karena demam dengan gejala mirip Covid-19, tetapi tak mau diswab dengan alasan takut dan lain sebagainya).

Cobalah Anda sesekali turun ke kampung-kampung, ketok dan datangi warga mu satu persatu sebagamaina dulu saat Anda berkampanye. Betapa banyak saat ini warga mu yang sedang terbaring sakit dan sekaligus harus menjalani isoman.

Sdr Bupati,
Tahukah Anda pula, jika sebulan terakhir Saya selalu dihinggapi rasa takut karena hampir setiap hari warga di desa saya selalu saja ada yang meninggal dunia. Ini sangat tak lazim terjadi di kampung saya, bahkan seminggu terakhir jumlah yang meninggal dunia ada yang mencapai dua orang dalam satu hari (silakan cek datanya pada Kelompok Kamatian atau Kelompok Nganggung) Kebanyakan yang meninggal dunia tidak diketahui pasti sakitnya (sakit biasa ataukah karena Covid-19?). Saya sungguh mengkawatirkan ini, bagaimana jika ternyata yang meninggal oleh karena terpapar Covid-19, sementara proses penanganan jenazah tak sesuai prokes?

Sdr Bupati, saya sedang tidak menggugat atas nama pribadi dan tidak juga sedang membawa-bawa persoalan atas nama rakyat. Tetapi paling tidak saya mewakili beberapa orang yang berpikiran sama dengan saya. Itu sudah lebih dari cukup untuk sebuah aksi protes, bukan menghujat/hoax/menyebar fitnah terlebih makar. Saya sangat menyesalkan keadaan ini, juga keadaan banyak orang yang senasib dan sedang menjalani isoman (baik isoman resmi maupun tak resmi). Lantas adakah terlintas dalam pikiran mu, bagaimana nasib warga mu yang sedang menjalani isoman ini? Apa Mereka memiliki bekal makanan yang cukup ataukah tidak selama isoman? Oleh karena keadaan, mereka harus menjalani Isoman sehingga pasti ada di antara mereka yang terhalang mencari nafkah oleh karena aturan Isoman. Apakah nasib mereka engkau pikirkan?

Sdr Bupati,
Beberapa hari lalu saya iseng bertanya dengan Sekcam: apakah pemda punya program bantuan sembako untuk warga yg sedang isoman? Sekcam menjawab, Ada. Biasanya disalurkan lewat Dinas Sosial. Tetapi maaf untuk saat ini stoknya sedang kosong!

Duh! Saya menepuk kening membayangkan uang ratusan miliar yang disebut-sebut sudah dan akan terus dianggarkan untuk pembiayaan Covid-19 dengan segala imbasnya. Kemana pulakah kepedulian pihak investor untuk sekadar membantu sembako warga mu yang sedang menjalani isoman dan sakit? Bukankah di wilayah kekuasaan Anda ada banyak investor yang sedang berinvestasi, baik milik lokal, nasional hingga investor asing. Apakah engkau tak memiliki kepandaian dalam menggugah hati mereka sebagaimana dulu pandainya Engkau menggugah hati rakyat untuk memilih Anda?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *