Untuk puskesmas di setiap kecamatan ada 1.200 APD dan di rumah sakit ada 1.300 APD yang tersebar. Pihaknya juga sudah membentuk sistem pelaporan terstruktur dibantu TNI-Polri agar mempermudah masyarakat melaporkan terkait kasus Covid-19, selain terjun langsung ke lapangan dan melaporkannya secara simultan ke Pemkab Tapsel.
“Berikutnya, di Tapsel sendiri ada rumah karantina dan isolasi yang terpusat dan tersebar di 248 desa/kelurahan. Dan kami juga memberi dukungan khusus kepada tenaga kesehatan dalam menangani Covid-19,” tambahnya.
Adapun kendala yang dihadapi di lapangan selama penanganan pandemi Covid-19 di Tapsel, menurut Bupati, adalah tentang informasi negatif/hoaks yang berkembang di kalangan masyarakat terkait Covid-19 dan vaksinasi. Bupati memaklumi jika masyarakat masih enggan untuk divaksin lantaran pandemi Covid-19 ini merupakan kasus baru yang melanda Indonesia maupun dunia, hingga semua pihak takĀ siap dalam menghadapinya.
Kemudian kendala selanjutnya adalah keterbatasan kuota vaksin di lapangan. Dalam mengatasi persoalan itu, pihaknya bersama Forkopimda selalu melakukan evaluasi tiap pekan terkait perkembangan dan penanganan Covid-19. Pemkab Tapsel dan unsur Forkopimda mencari solusi terkait kendala di lapangan dalam rapat evaluasi itu. Dan hasil dari rapat evaluasi itu ditindaklanjuti sehingga secara perlahan berbagai persoalan dapat di atasi.
Terkait ketersediaan kuota vaksin, Pemkab Tapsel dan Forkopimda mengupayakan dengan berkoordinasi melalui pemerintah provinsi, kementrian atau pemerintah pusat. Berkat upaya itu, dalam waktu dekat akan turun penambahan vaksin di Tapsel sebanyak 33.000 dosis. Pihaknya juga membuat call center 109 yang gunanya untuk memudahkan masyarakat dalam melaporkan kasus Covid-19.