Kemudian tenun yang dibuat, terbuat dari benang polos, sehingga motif yang dibuat tergantung dari kreativitas pengrajin. Untuk memproduksi kain Tenun Sakek dapat memakan waktu hingga berminggu-minggu.
“Memang Indonesia kaya akan adat dan kerajinan ya,” ungkap Ketua Dekranasda Melati.
Untuk mengembangkan industri ini, para _stakeholder_ daerah berupaya untuk membagi peran sehingga, pengrajin tidak dibebankan untuk menjual kerajinan. Pengrajin hanya difokusikan untuk memproduksi kain yang kemudian akan dibeli oleh distributor. Hal ini akan memperlancar produksi dan pemasaran Tenun Sikek.
“Suatu kebanggan, seorang kepala daerah mau datang dan belajar dari sini. Harapan kami, melalui Pak Gubernur, kami bisa memperluas pasar kami. Karena kalau tidak ada pasar pasti tidak ada produksi,” ungkap Kabid Awit. (OB)