Sejauh ini, ada beberapa sekolah yang sudah memiliki kerjasama dengan BEI, yaitu SMAN 4 Pangkalpinang, SMAN 2 Sungai Selan, dan SMK Bakti, dalam mengedukasi siswa siswi tentang investasi dan pasar modal. Untuk itu dalam kesempatan ini, dua kepala sekolah, Siti Rofikoh dari SMAN 4 Pangkalpinang dan Hamdan dari SMAN 2 Sungai Selan kemudian memberikan testimoni dihadapan seluruh SMA/SMK di Bangka Belitung.
“Tahun 2021 saya ingin anak-anak di SMAN 2 Sungai Selan ini ikut serta, terutama anak-anak Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang tidak ada labnya, karena anak-anak IPS berpotensi dalam menggerakkan ekonomi Indonesia,” ujar Hamdan.
Dirinya mengatakan, dari pada anak-anak sibuk dengan _games_, lebih baik uangnya digunakan untuk membeli saham, saham yang memang memiliki legalitas dan direkomendasi oleh pemerintah. Pihaknya sudah menyiapkan galeri yang harapannya, anak-anak SMAN 2 tidak hanya mendapatkan ilmu secara literasi, tetapi juga secara aplikasi bisa mengikuti kakak-kakak yang telah lebih dulu bergerak di bidang saham. Tujuannya, agar mereka bisa mendapatkan penghasilan yang bisa menghidupi dirinya sendiri dan menggerakkan ekonomi keluarga.
“Pada zaman teknologi informasi ini, kapan saja di mana saja bisa menghasilkan uang dengan cara yang baik, halal dan syariah,” pungkasnya.
Kemudian, pemateri dari Bursa Efek Indonesia (BEI), Yosep Kaburuan menjelaskan bagaimana mengelola keuangan dengan bijak pada tempat-tempat yang benar lewat pasar modal, sehingga tidak terjebak dalam investasi bodong atau tidak legal yang banyak beredar di masyarakat.
“Dalam hal ini, masyarakat perlu mengenal yang namanya investasi legal karena belakangan masyarakat sudah cukup peduli dengan investasi di pasar modal atau di lembaga keuangan baik bank ataupun non bank, sehingga BEI sebagai regulator di pasar modal, cukup rutin menyosialisasikan produk mana yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan produk mana yang tidak terdaftar,” jelasnya.