Akibat aktivitas alat berat dan TI tersebut, kini tanah kebun milik mertua Warsih tersebut rusak.
“Betul Pak, itu tanah milik mertua saya. Itu kebun keluarga Pak. Tetapi sekarang digasak tambang timah,” ujar Warsih, saat dikonfirmasi media ini.
Diakui Warsih, aktivitas tambang yang melahap tanah mertuanya tersebut tidak atas izin mereka.
“Kami tidak memberikan izin baik lisan apalagi tertulis Pak. Dan saya sudah menegur Ram, yang menjadi salah satu membuka tambang di sana. Saya komplain mengapa beraninya buka tambang di lahan keluarga mertua saya itu,” ucap Warsih.
Hanya saja, kata Warsih, meski sudah komplain terkait aktivitas tambang tersebut, para pekerja dan bos tambang tidak bergeming.
Alasan mereka sudah atas persetujuan warga sekitar RT 11 Desa Batu Belubang, dan hasil dari tambang untuk bantuan ke musholah.
“Saya tanya lagi ada bukti tidak dukungan warga setempat. Mana buktinya?,” tanya Warsih.
Kepada Warsih, Ram hanya menjawab,” Gampanglah Bu. Jangan khawatir, kami bisa ngatasinya,” ucap Warsih, menirukan jawaban Ram kepada dirinya.
Saat ditanya mengapa tidak melaporkan pemilik dan pekerja tambang tersebut ke pihak kepolisian? Warsih mengaku belum berani melapor.
“Nah kalo itu belum Pak. Kalo saya belum ada lapor ke polisi, karena Ram ini juga bekerjasama dengan seorang anggota namanya Pak Bam***. Tapi saya tidak tahu tugasnya dimana, kalo Babhinkamtibmas Batu Belubang saya kenal, namanya Pak Nodi,” tukas Warsih.