“Pantun-pantun ini mungkin kalimat nya membangun, mengkritik, sehingga kita bisa tau apa kekurangan kita untuk kita perbaharui ke depan. Jadi bukan hanya mengkritik, mungkin saja lucu-lucu menghibur dalam kegiatan ini,” kata Yan.
Menurut Yan, pihaknya mengadakan kegiatan seperti ini guna mengangkat kembali budaya kearifan lokal Bangka Belitung.
“Sehingga kayak pantun dan gasing ini kita bisa lestarikan sehingga kita bisa mendorong generasi muda untuk memelihara adat-istiadat dan kearifan lokal baik berupa pantun maupun permainan tradisional yang ada di Babel,” jelas Mantan Kapolda Sultra ini.