Ayo Berhenti Infaq di Masjid

Election, Headline, Opini, Umum3,654 views
Bagikan

OPINI

Penulis : Ramsyah Al Akhab (Ketua Bidang PPD dan PP HMI Cabang Bangka Belitung Raya)

OKEYBOZ.COM, BANGKA – Setelah kalian membaca judul di atas tentu banyak hujatan yang tertuju kepada saya sebagai penulis.

Tetapi saya memohon untuk menahan terlebih dahulu amarah atau menyumpah saya kafir (karena biasanya Kata “kafir” mudah digunakan kepada siapapun yang pemahaman tentang islamnya dianggap tidak sejalan).

Dalam tulisan singkat ini, tidak ada keinginan penulis untuk menggiring pembaca dalam konteks melemahkan Islam justru saya ingin mengajak pembaca melihat hal-hal kecil yang biasanya kita abai tentang masjid dan dana Infaq yang berada di kotak-kotak amal yang seharusnya bisa menjadi salah satu sumber kekuatan ukhuwah Islamiah.

Untuk mempermudah pembaca dalam tulisan ini, kita samakan persepsi bahwa kata masjid dalam tulisan ini juga merujuk pada musala atau langgar. Dewasa ini saya sangat sering melihat menjamurnya pembangunan masjid di Bangka Belitung.

Mungkin bukan hanya dalam pantauan penulis, bisa jadi di daerah pembaca juga sedang dilakukan pembangunan atau renovasi masjid.

Dana pembangunan masjid ini bisa berasal dari infaq masjid, bantuan dari kalangan tertentu, kotak-kotak amal yang tersebar di toko-toko atau tempat umum lainnya atau bisa jadi dari keringat orang-orang yang berdiri di jalan raya sembari memanggul kardus yang bertuliskan pembangunan masjid. Tentu tidak ada yang salah dari upaya-upaya membangun rumah Allah.

Ada pahala yang besar menanti para pembangun rumah Allah, tetapi apa cuma sampai di situ saja? Andaikan kita melihat menjamurnya pembangun masjid dari sudut pandang yang telah direkonstruksi, mungkin ada hal yang lebih tepat, pahala yang lebih besar dan kebermanfaatan untuk umat yang lebih maksimal.

Dari beberapa contoh yang penulis temukan di lapangan Bangka Belitung, mungkin di beberapa tempat, contoh yang penulis suguhkan tidak sama kondisinya dengan di tempat pembaca.

Tetapi dalam tulisan ini, cukuplah rasanya menyuguhkan contoh yang penulis temukan. Kalimat yang tepat untuk menggambarkan kondisi ini adalah “berlomba-lomba membangun dan memegahkan masjid”.

Di satu sisi tentu ini adalah hal yang mulia, tetapi dalam kondisi tertentu justru tampak mengesampingkan hal-hal yang seharusnya dapat lebih mulia.

Masjid-masjid yang dibangun sering kali sangat berdekatan. Bahkan dalam skala RT (Rukun Tetangga) orang-orang bisa saja membangun masjid/musala khusus untuk RT-nya. Walaupun sering kali alasannya “agar lebih dekat”.

Padahal terdapat masjid yang masih dapat terjangkau oleh orang-orang dalam RT tersebut. Masih dalam kondisi masjid yang berdekatan, banyak masjid yang melakukan perombakan bahkan dalam skala total (sampai harus merobohkan masjid lama) demi mendapatkan masjid baru yang megah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *