“Yang kedua, kebijakan pemerintah khususnya, yang disampaikan presiden. Bagaimana satu aspek dapat kita lihat nilai tambahnya, juga melihat sisi lain investasinya. Mau menggunakan uang siapa di awal, jadi ini nanti menjadi poin penting untuk didiskusikan,” katanya.
Ketiga, Pj Gubernur Ridwan menyebutkan bahwa aspek teknologi dibutuhkan dalam hal ini, terutama para pakar profesi dari Indonesia, sehingga menurunkan ketergantungan kita dengan teknologi yang diimpor dari luar.
“Selanjutnya adalah tahap operasional, seperti Freeport misalnya yang panjang prosesnya. Dari pembangunan smelter, lokasi membangunnya, penetrasi pasarnya, itu pengalaman penting,” ujar Pj Gubernur Ridwan.
Untuk di Bangka Belitung yang kaya akan timah, dikatakan oleh orang nomor satu di Kep. Babel itu, bahwa PT Timah sedang membangun smelter baru yang sebentar lagi rampung. Smelter yang dibangun ini, diharapkan tidak hanya memberikan kemajuan dalam hal dunia bisnis saja, tetapi juga memberikan _multiplier effect_ yang lain, yaitu membuka lapangan pekerjaan.
Hal inilah yang menjadi alasan webinar ini diadakan di Bangka. Karena melihat industri timah di Provinsi Kep. Babel yang sebagian besar masyarakat dan struktur sosial ekonominya, bergantung pada tambang timah tersebut. Sehingga, jika tidak dipersiapkan dengan baik, apabila ada goncangan pada industri ini, maka akan berdampak tidak baik untuk Bangka Belitung.