“Kalau pas bawa buah sawit, ya jalan inilah yang kami lewati lagi, karena memang ini akses jalan satu satunya pak,” tambahnya.
Sejumlah warga yang berhasil ditemui juga mengatakan hal yang sama, selain mengkawatirkan akses jalan yang nanti cepat atau lambat akan terputus, aktivitas para penambang sangat dekat dengan pemukiman penduduk.
“Itu juga sudah mulai retak retak pak jalannya, mana dekat lagi jaraknya dengan rumah rumah warga,” ujar Din
Walaupun para penambang beralasan jika kerja mereka tidak mengganggu badan jalan, namun tetap saja akan berakibat fatal nantinya, karena tambang jenis rajuk tersebut bisa merobohkan tanah dengan radius 20 sampai 30 meter.
“Memang kata mereka (red-penambang) tidak makan kearah jalan, cuma disampingnya, tapi kan rajuk ini jarak roboh tanah itu radius 20 sampai 30 meter bang,” jelas warga
Beberapa informasi yang berhasil awak media terima, jika aktivitas tambang tersebut disinyalir dibekingi oknum APH, sehingga warga yang kebanyakan pendatang tersebut tidak begitu berani bersuara, karena diduga takut diancam oleh oknum oknum tersebut.
“Dilokasi itu ada yang nunggunya, ya mungkin oknum preman, kabarnya ada oknum APH juga yang ikut memback up,” ungkap sumber yang namanya tidak mau di publikasi.
Selain itu sumber ini pun membeberkan nama nama penampung hasil tambang di Dusun Jongkong, juga siapa saja yang mengkoordinir, termasuk anak dari pengusaha besar di kota Koba Bangka Tengah Bos A.