Menurutnya, semangat perjuangan kaum perempuan indonesia tersebut sebagaimana tercermin dalam lambang hari ibu berupa setangkai bunga melati dengan kuntumnya yang menggambarkan. Kasih sayang kodrati antara ibu dan anak. Kekuatan, kesucian antara ibu dan Perempuan indonesia yang pertama kali di yogyakarta.
“Salah satu keputusanya adalah dibentuknya satu organisasi federasi yang mandiri dengan nama perikatan perkoempoelan perempoean indonesia (PPPI). Melalui pppi tersebut terjalin kesatuan semangat juang kaum perempuan untuk secara bersama-sama kaum laki-laki berjuang meningkatkan harkat dan martabat bangsa indonesia menjadi bangsa yang merdeka, dan berjuang bersama-sama kaum perempuan untuk meningkatkan harkat dan martabat perempuan indonesia menjadi perempuan yang maju,” bebernya.
Me Hoa menjelaskan bukan hari libur tertanggal 16 desember 1959, yang menetapkan bahwa hari ibu Tanggal 22 Desember merupakan hari nasional dan bukan hari libur. Tahun 1946 badan ini menjadi kongres wanita Indonesia disingkat kowani, yang sampai saat ini terus berkiprah sesuai aspirasi dan tuntutan zaman.
“Peristiwa besar yang terjadi pada tanggal 22 desember tersebut kemudian dijadikan tonggak sejarah bagi kesatuan pergerakan perempuan indonesia. Hari ibu oleh bangsa indonesia diperingati tidak hanya untuk menghargai jasa-jasa perempuan sebagai seorang ibu, tetapi juga,” jelasnya.
Untuk itu, kata Me Hoa, jasa perempuan secara menyeluruh, baik sebagai ibu dan istri maupun sebagai warga Negara, masyarakat dan sebagai abdi tuhan yang maha esa, serta sebagai pejuang dalam merebut, menegakkan dan mengisi. Pengorbanan anak; dan Kesadaran perempuan untuk menggalang kesatuan dan persatuan, keikhalasan bakti dalam pembangunan bangsa dan negara. Semboyan pada lambang hari ibu merdeka melaksanakan dharma mengandung arti bahwa tercapainya
“Persamaan kedudukan, hak, kewajiban dan kesempatan antara kaum perempuan dan kaum laki laki merupakan kemitraan sejajaran yang perlu diwujudkan, dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara demi keutuhan, kemajuan dan kedamaian bangsa indonesia,” demikian Me Hoa.