“Nelayan tidak bisa masuk keluar alur sungai akibat pendangkalan oleh tailing yang dihasilkan oleh para penambang illegal ini. Entah kepada siapa lagi kita harus mengadu,” tandas Yudi.
Diakui Yudi, kekecewaan para nelayan dan aktifis lingkungan di Kabupaten Belitung Timur ini, telah menyebakan mereka putus harapan dengan para penegak hukum dan Pemda Kabupaten Belitung.
Pasalnya sudah sering dilaporkan, namun sampai hari Jumat (7/4/2023), para penambang tetap saja berani pesta pora di kawasan destinasi wisata dan wilayah tangkap nelayan.
“Kami berharap mungkin hanya Presiden Jokowi saja yang bisa menyelesaikan masalah ini,” tukas Yudi.
Ia juga berharap kekecewaan dan keresahan mereka ini bisa sampai kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan, juga kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
“Karena kalo berharap dengan aparat yang disini, tanpaknya tidak juga kunjung selesai. Pak Jokowi tolonglah kami masyarakat Belitung Timur ini,” pinta Yudi. (JB/okey)