Abang aja nggak sempet di wisuda kan bang, Sebab abang kan nggak pernah kuliah dulu, Mang bujang terdiem sejenak mengenang masa lalu setelah menamat kan sekolah menengah pertama tak sempat untuk melanjutkan ke jenjang menengah Atas karena keadaan ekonomi keluarga pak bujang yang di bawah garis kemiskinan, Mang bujang.
Semenjak dari kecil sudah menjadi seorang anak yatim setelah ayah nya meninggal dunia
karena kecelakaan.
Mang bujang harus ikut membantu ibu nya mencari nafkah untuk
kebutuhan keluarga, Ibunya menjadi seorang tukang cuci pakaian dan Mang Bujang sendiri
melimbang timah yang pendapatan keseharian nya hanya cukup untuk makan
keluarga, Terkadang harus pulang dengan tangan hampa tanpa sepeser pun rupiah di tangan
nya.
Ayah melamun ya yah, tegur mamat pada ayah nya,
Ah nggak nak, Ayah Cuma inget masa lalu ayah dulu,ya sudah habiskan dulu makan nya,nanti
ayah bicara kan sama ibu mu tentang perihal wisuda mu itu ya.
Iya yah,Kami bulan depan mau di wisuda kata wali kelas kami, Untuk keperluan wisuda dan
acara pelepasan murid murid kelas 6,Kami di wajib kan menyumbang yah, Mamat menimpali
pembicaraan ayah nya.
Selepas maghrib mamat pamit untuk pergi mengaji ke rumah wak dullah seorang tokoh
agama yang telah menghatam kan ratusan anak anak yang ada di desa tersebut.
Mang bujang dan istri nya mulai berbincang mencari solusi bagaimana cara nya anak
mereka ikut serta dalam acara wisuda pelepasan anak anak SD nanti.
Bagaimana bang, Apakah abang nanti punya uang untuk menyumbang kegiatan wisuda si
mamat kata istri nya setengah berbisik.
Lama terdiam mang bujang baru menjawab pertanyaan istri nya, Begini aja dek besok pagi
abang akan ke rumah pak min yang tempo hari ada rencana mau minta di gali lobang buat
saluran pembuangan dari rumah nya.
Mudah mudahan beliau sudah siap untuk di buat kan
lobang pembuangan saluran air dari rumah nya yang sekarang masih menyebar ke halaman