belakang tetangga nya bu.
Malam itu mang bujang dan istri nya tak lelap dalam tidur memikir kan dan berdoa semoga
besok pak min bersedia menyuruh mang bujang utk membuat lobang pembuangan saluran.
Pagi telah di sambut siang dengan sinar mentari yang cerah,secerah hati mang bujang yang
baru datang dari rumah nya pak min yang bersedia menyuruh nya menggali lobang di
halaman belakang tepat di bawah pohon pepaya milik pak min dengan alasan yang
mengharukan bagi pak min setelah di cerita kan maksud dan tujuan mang bujang minta
pekerjaan tsb.
Alhamdulillah bu, Besok pagi abang mulai kerja di rumah pak min menggali lobang untuk
pembuangan air tersebut terang mang bujang pada istri nya.
Alhamdulillah bang, berarti mamat bisa ikut wisuda dengan teman teman nya, Timpal istri
mang bujang dengan rasa syukur tak terkira sebab doa nya terjawab.
Dari dalam bilik kamar Mamat yang masih rebah di atas selehai tikar tersenyum haru dengan
mata berkaca kaca mendengar suara orang tua nya bercerita siang ini.
Terbayang oleh nya
akan memakai baju hitam besar pada hari pelepasan di sekloah nya bulan depan.
Mamat pun tak tahu baju apa itu nama nya, Dia telah pula lupa nama baju yang pernah di jelaskan oleh wali kelas nya beberapa hari yang lalu, Hanya terngiang dalam pikir nya seorang
mamat yang akan sama dengan teman teman sekelas nya yang lain pada hari itu
mengenakan baju kebesaran wisuda, bergumam dalam hati Terima kasih Tuhan kau kabul
kan doa kami..
Bagaimana dengan mamat mamat yang lain serta bagaimana perasaan orang tua orang tua
yang lain dengan ada nya wisuda dari mulai tingkat TK SD sampai Tingkat SMA yang
sekarang rata rata sekolah melakukan wisuda pada pelepasan anak anak mereka?
Perlu kah pengkajian ulang antara manfaat dan mudharat nya, Lalu siapa yang berhak dan
berkewajiban menentukan kebijakan tsb..Sekilas cerita yang terdengar dan berkembang
dari masyarakat bawah..
Wassalam,
Toboali Awal juni 2023