Telan Anggaran Rp150 Juta, Program Lobster Air Tawar Desa Namang Gagal, Kades Ngaku Sisa Uang Dialihkan untuk Program Peternakan

Uncategorized9,653 views
Bagikan

“Betul, program Lobster air tawar itu kami tutup, karena ada kondisi yang tidak memungkinkan untuk diteruskan. Itupun baru percontohan saja. Kami baru mencoba 2.000 ekor bibit Lobster,” ujar Kades Namang Zaiwan, saat berbincang dengan Tim Jobber, Rabu (17/1/2024).

Diakui Zaiwan, dirinya tertarik menjalan program pengembangan Lobster air tawar tersebut, karena melihat Desa Kurau yang sudah berhasil mengembangkan Lobster air tawar.

Selain itu, kata Zaiwan, mereka juga mendapati banyak Lobster air tawar yang ditemukan di aliran air untuk mengairi persawahan warga Desa Namang.

“Kami juga menemukan Lobster di saluran-saluran air sawah. Sehingga kami berkeyakinan bahwa Lobster air tawar bisa hidup dan berkembang di wilayah Desa Namang,” jelas Zaiwan.

Melihat peluang tersebut, kata Zaiwan, dirinya selaku Kades Namang setuju untuk mengembangkan Lobster air tawar.
Untuk mewujudkan keinginan tersebut, Ia setuju berkerjasama dengan Swandi yang merupakan pengusaha Lobster.

Dalam kerjasama tersebut, pihak Swandi menjual bibit Lobster dan pakan serta fasilitas pendukung pengembangan Lobster air iawar.
Selanjutnya, Swandi berkewajiban membeli Lobster yang nantinya dipanen oleh masyarakat Desa Namang.

“Harga Lobster cukup menggiurkan. Perkilonya diharga Rp 100.000 lebih. Apalagi kita juga membuat MoU dengan Pak Swandi untuk membeli hasil panen kami,” tukas Zaiwan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *