Telan Anggaran Rp150 Juta, Program Lobster Air Tawar Desa Namang Gagal, Kades Ngaku Sisa Uang Dialihkan untuk Program Peternakan

Uncategorized9,703 views
Bagikan

Sebagai langkah awal, Zaiwan mencoba bibit sekitar 2.000 ekor dari target 27.000 bibit Lobster.
Zaiwan juga menjadikan areal persawahan sebagai lahan untuk pengembangan Lobster.

Cara ini biasa disebut dengan istilah mina padi, dimana ketika petani menanam padi, maka sekaligus menebarkan bibit ikan.

Tetapi kali ini, oleh Kades Zaiwan diganti dengan bibit Lobster.
“Kebetulan sawah kita kan organik, tidak menggunakan pupuk kimiawi dan obat-obatan kimia. Sehingga kita berkeyakinan makanan untuk menggemukan padi juga bisa untuk pemakan Lobster, dan sebaliknya,” ungkapnya.

Namun apa hendak dikata, program Lobster air tawar yang awalnya digadang-gadang menjadi salah satu program unggulan Desa Namang tersebut akhirnya gagal.

Bibit sebanyak 2000 ekor yang dijadikan percontohan tersebut dinyatakan gagal. Panen yang diharapkan tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan untuk pengembangan Lobster.

“Biaya yang habis hanya Rp 15 juta. Melihat kondisi yang kurang bagus itu, maka program Lobster ini saya hentikan. Dan sisa uang 135 juta dari Rp 150 juta, akhirnya saya alihkan ke program peternakan ayam dan lainnya,” ucap Zaiwan.

Zaiwan membantah rumor yang menyebutkan bahwa dana Ro 150 juta yang awalnya digunakan untuk program Lobster tersebut disalahgunakan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *