Dan apa saja Kesiapan SDM untuk memasuki Revolusi 5.0 dapat dilihat dari beberapa perspektif:
- Keterampilan Teknis dan Digital:
SDM harus memiliki keterampilan digital yang canggih, seperti pemahaman tentang AI, data analytics, machine learning, dan kemampuan menggunakan teknologi baru. Kemampuan ini sangat penting karena Revolusi 5.0 menuntut integrasi yang lebih dalam antara teknologi dan pekerjaan manusia. Tantangan Banyak SDM, terutama di negara-negara berkembang, masih kurang memiliki keterampilan digital yang dibutuhkan. Ini menunjukkan perlunya pelatihan dan pendidikan ulang (reskilling dan upskilling) yang ekstensif.
- Keterampilan Manusia (Human Skills):
Revolusi 5.0 tidak hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang keterampilan manusia seperti kreativitas, empati, kepemimpinan, dan kemampuan berkolaborasi. SDM perlu fokus pada pengembangan keterampilan ini untuk bekerja secara efektif dengan teknologi. Tantangan Pendidikan dan pelatihan sering kali lebih fokus pada keterampilan teknis dari pada keterampilan sosial dan emosional, sehingga memerlukan perubahan paradigma.
- Adaptabilitas dan Pembelajaran Berkelanjutan:
SDM harus mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan teknologi dan lingkungan kerja. Pembelajaran berkelanjutan menjadi sangat penting, karena pengetahuan dan keterampilan yang relevan hari ini sangat cepat berkembang dan mengalami perubahan. Tantangan Tidak semua pekerja memiliki mindset atau sumber daya yang diperlukan untuk terus belajar dan beradaptasi. Ini memerlukan dukungan dari perusahaan dan pemerintah dalam bentuk program pelatihan dan kebijakan yang mendukung pembelajaran seumur hidup.
- Kolaborasi Manusia-Mesin:
Revolusi 5.0 menekankan pada kolaborasi antara manusia dan mesin, di mana teknologi akan meningkatkan kemampuan manusia, bukan menggantikannya. SDM perlu belajar bagaimana bekerja secara sinergis dengan mesin, memanfaatkan AI untuk meningkatkan produktivitas dan inovasi. Tantangan Banyak pekerja mungkin merasa terancam oleh teknologi baru atau merasa kesulitan beradaptasi dengan kolaborasi manusia-mesin, yang dapat menyebabkan resistensi terhadap perubahan.
- Kesadaran Etika dan Tanggung Jawab Sosial:
Dengan berkembangnya teknologi canggih seperti AI, muncul juga isu-isu etika terkait privasi, keamanan, dan tanggung jawab sosial. SDM perlu memiliki pemahaman yang kuat tentang etika dalam penggunaan teknologi. Tantangan Kesadaran dan pemahaman etika teknologi masih kurang dalam banyak organisasi, sehingga perlu adanya pendidikan etika teknologi yang lebih luas dan kebijakan yang ketat.
Untuk memaksimalkan manfaat Revolusi 5.0, perlu adanya upaya kolektif dari pemerintah, industri, dan lembaga pendidikan untuk meningkatkan keterampilan teknis dan manusia, serta menanamkan mindset adaptabilitas dan pembelajaran seumur hidup. Ini mencakup program pelatihan yang terus diperbarui, kebijakan yang mendukung inovasi, dan peningkatan kesadaran akan pentingnya etika dalam penggunaan teknologi. Dengan demikian, SDM akan lebih siap menghadapi tantangan dan peluang yang dihadirkan oleh Revolusi 5.0.
“Universitas Bangka Belitung hadir memberikan kontribusi nyata dalam menyambut Industri 5.0 dengan hadirnya jurusan Bisnis Digital fakultas ekonomi dan bisnis memiliki tiga peminatan khusus (Digital Marketing, Start-Up, dan Financial Technologi)! Mari bergabung dan bersiaplah menjadi bagian dari generasi inovatif yang memimpin perubahan melalui kolaborasi manusia dan teknologi, menciptakan solusi kreatif untuk tantangan masa depan. wujudkan masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan!”