Sumber tersebut mengungkapkan bahwa Toyib dianggap sebagai “owner” dari operasi penyelundupan ini. Sementara itu, di lapangan, pengurusan operasional dikatakan dikelola oleh seseorang bernama Tani.
Transaksi minyak ilegal ini kabarnya mencapai volume besar, dengan estimasi 50-60 ton minyak per bulan.
Proses transfer minyak dari kapal tanker ke kapal-kapal nelayan yang digunakan secara khusus untuk mengambil minyak dari tengah laut, menjadi bagian dari pola operasi mereka.
Tidak hanya itu, Toyib dikabarkan memiliki dua unit kapal pribadi yang digunakan untuk operasi ini, serta menyewa kapal lainnya untuk mendukung aktivitas tersebut.