Menjaga Keberlanjutan Industri Timah untuk Kesejahteraan Perekonomian Masyarakat Bangka Belitung

Headline500 views
Bagikan

Oleh: Anggun Qorrutuaini (Mahasiswa Universitas Bangka Belitung)

OKEYBOZ.COM OPINI — Industri timah merupakan sektor ekonomi yang sangat penting bagi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Berdasarkan data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pada tahun 2021, Indonesia masih tercatat sebagai penghasil timah terbesar kedua di dunia setelah China, sekitar 70 ribu ton timah setiap tahunnya. Timah dari Bangka Belitung ini memiliki kualitas yang sangat baik dengan kadar timah yang tinggi dan menjadi bahan baku utama untuk industri elektronik, kendaraan listrik, dan berbagai aplikasi teknologi lainnya.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2022, kontribusi sektor pertambangan yang sebagian besar berasal dari tambang timah, terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencapai lebih dari 15%. Bahkan, hampir 60% dari total ekspor timah Indonesia berasal dari provinsi ini, yang menunjukkan betapa pentingnya sektor timah bagi perekonomian daerah.

Selain memberikan kontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), industri timah juga menciptakan ribuan lapangan pekerjaan. Menurut data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), sektor pertambangan timah di Bangka Belitung memberikan pekerjaan lebih dari 20 ribu orang, termasuk pekerja di tambang-tambang kecil dan menengah, serta industri pendukung seperti pengolahan dan distribusi. Pekerjaan ini tentunya berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal.

Meskipun industri timah telah memberikan kontribusi yang besar bagi perekonomian Bangka Belitung, keberlanjutan sektor ini menghadapi berbagai tantangan. Salah satu isu utama adalah eksploitasi timah yang semakin tidak terkontrol, dengan praktik penambangan liar atau illegal mining. Menurut data yang dipublikasikan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, sekitar 20-30% dari total produksi timah di Babel berasal dari penambangan ilegal yang menyebabkan kerusakan pada ekosistem, termasuk pencemaran air dan kerusakan hutan. Tidak hanya berbahaya bagi lingkungan, tetapi juga merugikan negara dan masyarakat lokal. Hal ini tentunya berisiko bagi keberlanjutan sektor ini dalam jangka panjang.

Selain itu berdampak juga terhadap fluktuasi harga timah global. Penurunan harga timah yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir sempat mengganggu stabilitas ekonomi daerah ini. Pada 2022, harga timah sempat mengalami penurunan yang signifikan, meskipun kemudian kembali naik pada 2023. Hal ini mempengaruhi pendapatan daerah dan menyebabkan banyaknya perusahaan timah yang terpaksa tutup. Oleh karena itu, keberlanjutan industri ini harus dikelola dengan bijak agar tidak terlalu bergantung pada harga komoditas yang berfluktuasi. Untuk itu, pengelolaan yang baik dengan dukungan praktik akuntansi yang transparan dan efektif akan sangat membantu dalam memastikan bahwa manfaat ekonomi dari industri timah dapat dirasakan dalam jangka panjang.

Untuk menjaga keberlanjutan industri timah di Bangka Belitung, penting bagi perusahaan tambang untuk menerapkan prinsip akuntansi yang jelas dan transparan. Penambangan ilegal harus dihentikan dengan pengawasan yang lebih ketat, sementara perusahaan yang sah perlu diberi insentif untuk menambang dengan cara yang bertanggung jawab. Ini termasuk mencatat semua biaya operasional, terutama yang berkaitan dengan dampak lingkungan dan sosial.

Penerapan akuntansi berbasis risiko dan pencatatan yang akurat terhadap semua transaksi dapat membantu perusahaan untuk mengelola fluktuasi harga timah. Selain itu, kebijakan untuk mengembangkan cadangan timah yang berkelanjutan dan menggunakan teknologi ramah lingkungan dalam proses penambangan harus didorong. Dengan demikian, sektor timah tidak hanya dapat terus mendukung perekonomian Bangka Belitung, tetapi juga berperan sebagai contoh industri yang dapat tumbuh dengan memperhatikan aspek keberlanjutan dan akuntabilitas.

Keberlanjutan industri timah di Bangka Belitung juga membutuhkan peran aktif dari pemerintah dan semua pihak terkait. Pemerintah daerah dan pusat harus memastikan regulasi yang ketat terkait dengan izin pertambangan dan pelestarian lingkungan, serta memberikan insentif bagi perusahaan yang mengimplementasikan praktik pertambangan yang ramah lingkungan. Selain itu, perlu ada upaya untuk mengembangkan alternatif ekonomi bagi masyarakat yang bergantung pada pertambangan timah, agar mereka tidak tergantung sepenuhnya pada sektor ini.

Bekerjasama dengan organisasi lingkungan dan akademisi untuk riset teknologi pengolahan timah yang lebih efisien dan ramah lingkungan, akan mempercepat transisi industri ini menuju keberlanjutan. Begitu pula dengan mengembangkan sektor-sektor ekonomi lain yang berpotensi di daerah tersebut, seperti pariwisata yang bisa menjadi sumber pendapatan alternatif.

Untuk menjaga keberlanjutan industri timah di Bangka Belitung, dibutuhkan kerja sama antara perusahaan tambang, pemerintah, dan masyarakat untuk menerapkan praktik ramah lingkungan, mengurangi penambangan ilegal, serta mengembangkan alternatif ekonomi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *