“Kemudian terkait dari kehutanan yang sebulan 3 kali datang, pada saat ini saya belum bisa menjawabnya Karena kami harus mengumpulkan dulu semua pegawai dan akan kami tanyakan satu persatu,”ujarnya.
Selanjutnya dijelaskan Rahmat, bahwa Polhut yang sering datang itu memberikan teguran guna menghentikan aktivitas tambang. Memang ada kemungkinan bisa terjadi bahwa ketika kami memberikan surat teguran bukan kepada yang berinisial JN yang memberikan keterangan kepada awak media, sehingga JN ini memberikan informasi seolah-olah kehutanan dalam hal ini Kphp rambat menduyung membiarkan adanya tambang illegal.
“Ini saya jelaskan satu lagi terkait polhut yang sering mendatangi mereka, di KPHP Rambat menduyung hanya ada dua Polhut dan selebihnya yang berhak memakai pakaian POLHUT adalah Kepala KPHP dan Kasi Perlindungan diluar itu bukan POLHUT, dan seandainya kami bisa bertemu dengan inisial JN itu saya akan bertanya siapa POLHUT yang sering ke lokasi tersebut dan kalau kami sudah mengetahui memang itu pegawai KPH Rambat Menduyung kami akan memberikan sanksi yang tegas.”tutupnya. (OB)