Sementara itu Deputi Kepala Bank Indonesia, Agus Taufik dalam paparannya mengatakan, kenaikan inflasi di Kepulauan Bangka Belitung 3 tahun terakhir didorong dari sisi permintaan. Kenaikan harga timah mendorong pendapatan masyarakat dan daya beli masyarakat. Hal ini membuat masyarakat mampu membeli bahan makanan meskipun terjadi kenaikan pada komoditi tersebut, seperti ikan.
“Meskipun terhitung cukup tinggi, namun secara historis 9 tahun rata-rata inflasi Kepulauan Bangka Belitung sebesar 4,33% (yoy),” ujarnya.
Di bulan Mei 2022, Kepulauan Bangka Belitung tercatat mengalami inflasi sebesar 1,35% (mtm) dan secara tahunan mengalami inflasi 6,97% (yoy), lebih tinggi dibandingkan capaian inflasi nasional dan wilayah Sumatera. Inflasi Mei 2022 utamanya didorong peningkatan pola konsumsi masyarakat pada perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN) Idulfitri, libur panjang, dan penyelenggaraan event secara nasional. (*)